Selasa, 15 Maret 2011

Bagaimana sih Karakteristik Test Intelegensi yang Baik?

   Test Intelegensi adalah test yang mengukur kemampuan kognisi individu untuk belajar dari pengalaman,alasan,dan mengatasi tuntutan hidup sehari-hari.Test intelegensi berguna bukan karena dapat mengukur hal yang tepat tetapi bagaimana test ini cukup bagus untuk memprediksi bagaimana seseorang dapat berperilaku dalam situasi yang dianggap memerlukan intelegensi,

    Berikut akan saya paparkan karakteristik test intelegensi yaitu:

-Standarization: melakukan test dengan cara yang sama bagi semua individu.Test harus dirancang dengan baik                                                              dan mengandung intruksi yang detail yang memberitahukan penilai bagaimana melakukan test pada tiap-tiap orang dalam cara yang telah terstandarisasi.

-Norms:standart dibuat dari sekelompok skor yang digunakan sebagai dasar dari perbandingan untuk skor pada suatu test.

-Objectivity:kurangnya subjectivitas dalam sebuah pertanyaan test sehingga skor diberikan terlepas dari siapa yang melakukan penilaian.

-Reliability:komponen untuk suatu test untuk memberikan hasil yang sama jika penilaian dilakukan dalam situasi yang berbeda oleh penilai yang berbeda.

-Validity:Tingkatan dimana suatu test mengukur apa yang seharusnya diukur.
  
   Test intelegensi sangat dipengaruhi oleh suasana hati.Test intelegensi juga bisa mengukur apa-apa saja yang biasanya tidak didapat seseorang dari lembaga formal seperti sekolah atau disebut dengan Tacit Intelligence.Pada masyarakat modern mereka sangat peduli terhadap skor intelegensi mereka karena dengan skor intelegensi tersebut bisa mengukur bagaimana taraf kehidupan mereka.Maksudnya dengan skor intelegensi yang tinggi mereka bisa bekerja dalam suatu perusahaan bonafit dan bisa membuat mereka bergelimangan materi dan membuat mereka mendapatkan pengakuan dan pandangan baik dari masyarakaat sekitar.

Selasa, 08 Maret 2011

Kiasan

       Kiasan-kiasan tentang cinta itu
       Tampak tak pernah terhubung
       Sang pendengar tak pernah paham
       Apakah itu?
                                        
                     Sebaitnya selalu terdetak
                     Dalam setiap degupannya
                     Kemanakah kiasan itu akan berlabu?
                     Akupun tak tau

Sang perintis tak pernah jenuh
Dengan mimpi-mimpi dan cintanya
Melukiskan semua kiasan
Pada sebuah hati yang tertanam cinta

                     Sebutir intan melintasi celah lenteranya
                     Ia mengerti kiasan itu mati
                     Tak dapat terhubung dengan labuhannya
                     Yaitu mimpi dan cinta

Beribu caci aku tertumbuk
Beribu hina aku tertunduk
Tak henti tangis merana
Ah,bosan aku begitu

                    Mereka kata aku bayi
                    Menggengam asa terlalu kuat
                    Memeluk cinta terlalu erat
                   Melukis kiasan terlalu gelap

Jauhkan aku dari cinta
Mendorong derita sungguhku ratap
Pisahkan aku dari cinta
Ku rentangkan tali hati mereka lalu mereka ikat kembali
                  
                     Mereka teriak aku pecinta dungu
                     Tapi,tunggu!
                     Masa bodoh akan itu semua
                     Dan lihat aku adalah cinta
                    

Selasa, 01 Maret 2011

Pengalaman Kuliah On-Line

    Pengalaman yang saya dapatkan setelah melakukan kuliah on-line ini adalah ada sisi positif dan negatif yang saya terima.Positifnya pertama adalah saya tidak harus bangun terburu-buru, mandi.sarapan,beres-beres seperti yang seharusnya saya lakukan sebelum kuliah pada pagi hari.Kuliah kali ini sangat santai karena tidak perlu melakukan hal-hal itu semua.Tetapi hal yang kurang bagusnya adalah saya jadi emosi karena modem saya bermasalah dan chat room nya buat pening karena semua ingin bekomentar.Belum satu selesai bicara eh yang lainnya udah masuk.
     Dan saya rasa bagi mahasiswa yang tidak memiliki akses misalnya laptop ini sangat bermasalah bagi mereka karena mereka pasti kerepotan dengan metode pembelajaran ini.Tetapi tidak ada salahnya kita mempelajari ini karena sangat terlihat jelas mahasiswa sumatra sangat tidak berperan aktif dalam metode seperti ini.Itu terlihat dalam situs dikti yang rata-rata yang berperan aktif adalah mahasiswa yang berada di pulau jawa.Mahasiswa sumatra terkesan tidak peduli dan menganggap ini adalah hal yang rumit dan membingungkan.Padahal bila dipelajari lebih dalam metode ini sangat menyenangkan dan lebih menambah wawasan.

Apakah PR (pekerjaan rumah) Memiliki Peran Penting dalam Metode Pembelajaran?

       Posting saya kali ini berkenaan dengan peran PR dalam metode pembelajaran.Apakah PR mempunyai andil besar dalam peningkatan pembelajaran siswa?Menurut saya PR memiliki peran penting dan sebagai alat yang bagus untuk meningkatkan pembelajaran karena dengan adanya PR siswa bisa mengulang dan mengingat kembali materi yang disampaikan oleh pengajar dalam waktu sebelumnya,
        Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta mengevaluasi apakah materi yang disampaikan bisa diterima dan diuji kepada anak murid.Tetapi menurut Cooper pada penelitiannya tahun 1998 efek PR bagi anak SD terhadap prestasi sangatlah kecil ,karena pada anak SD pembelajaran yang mereka terima sangat monoton sehingga mereka belum bisa mengembangkan pembelajaran itu sendiri.
         Tetapi hal ini sangat bertolak belakang dengan keadaan siswa SMA.Anak SMA dianggap sudah bisa mengaplikasikan pelajaran-pelajaran mereka sehingga PR memiliki peran penting terhadap metode pembelajaran mereka.Karena mereka dituntut untuk berfikir dan memecahkan masalah dengan ilmu-ilmu yang telah mereka pelajari.
          Tetapi sebaiknya PR dirancang sedemikian rupa oleh pengajar dan dijadikan sesuatu hal yang menarik sehingga menimbulkan keminatan dalam belajar sehingga bisa mengasah keterampilan murid.Kesimpulan yang bisa saya sampaikan adalah PR tidak selamanya memiliki peran penting dalaam metode pembelajaran itu tergantung kepada apakah PR itu bisa mengasah keterampilan siswa itu sendiri atau tidak.

Sumber:  Santrock, John W.2010.Psikologi Pendidikan Edisi Kedua.Jakarta : Kencana