Senin, 31 Januari 2011

Bagaiman Peran Lembaga Pendidikan dalam Fenomena Perbedaan Kultur?

     Pada posting kali ini saya akan mengangkat tema mengenai bagaimana suatu lembaga pendidikan menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidik yang didalam lembaga itu banyak sekali keanekaragaman kultur yang didalamnya  rata-rata anak murid mempunyai kebiasaan yang beraneka ragam.Pertanyaan yang muncul di benak saya adalah apakah lembaga pendidikan ataupun unsur-unsur pendukung didalam lembaga pendidikan ini bisa membuat murid-murid merasa tidak dibeda-bedakan atas kultur mereka yang seyogyanya memang berbeda-beda dan apakah lembaga pendidikan itu bisa mengangkat kultur yang berbeda-beda itu sebagai suatu moment yang bisa membuat murid-murid menghargai kultur yang berbeda-beda itu?
      Asumsi awal saya mengatakan pada dasarnya masyarakat terutama masyarakat Indonesia sangat berpegang teguh terhadap kultur-kultur yang memang sudah mendarag daging bagi kehidupan mereka.Semodern apapun tingkat kehidupan mereka sedikit banyaknya pasti kultur itu memiliki peran dalam hidup.Mungkin bila dalam keluarga perbedaan kultur itu tidak terlalu mencolok dan tidak dijadikan sebagai sesuatu masalah yang berarti..Tapi bagaimana jika sudah menyangkut pautkan dengan dunia sosial luar?Anggap saja yang paling sederhana adalah lembaga pendidikan.Tentunya itu menjadi suatu masalah yang berarti.Contohnya perbedaan suku adat yang didalamnya terdapat perbedaan logat bicara dan masing-masing daerah memiliki bahasa adat masing-masing.Tentu akan terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi jika setiap murid menggunakan bahasa daerah mereka masing-masing.Dan hal ini juga sangat mempengaruhi proses belajar mengajar tentunya.
       Oleh sebab itu sebuah lembaga pendidikan harus mempunyai sistem pengajaran yang memiliki struktur yang kokoh dalam masalah kultur ini.Misalnya dengan proses belajar mengajar harus menggunakan bahasa Indonesia bukan menggunakan bahasa adat suatu daerah walaupun mayoritas dari unsur pendidik maupun murid adalah penganut adat itu,dan tidak hanya dalam bahasa dalam busana juga tidak boleh ada perbedaan yang mencolok.Lembaga pendidikan bisa mensiasatinya dengan penggunaan seragam sekolah.Seragam sekolah akan mencerminkan tidak adanya perbedaan dalam kultur berbusana.
     Tetapi tidak lepas juga terkadang perbedaan kultur itu harus dipelajari juga sehingga murid-murid bisa saling mengetahui kultur lainnya dan menghargainnya.Misalnya lembaga pendidikan menyediakan extrakulikuler menari dan menyanyi adat nusantara.Hal ini bisa menjadi pemicu agar anak murid ingin tahu kultur budaya daerah lain dan akan menambah pengetahuan mereka.Seperti dalam buku psikologi pendidikan karya John W Suntrock,BANKS(2001,2002)mengatakan guru memiliki peran aktif dalam masalah kultur ini,guru yang efektif harus memikirkan ataupun membina murid untuk bersikap kritis terhadap kultur dan menanamkan sikap saling menghargai.
       Jadi menurut saya,peran lembaga pendidikan sebagai wadah sosial sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat murid dalam menghadapi perbedaan kultur yang ada disekeliling mereka.Dan yang terpenting adalah bagaimana murid itu bisa menerima segala perbedaan kultur serta menghargai kultur tersebut walaupun bertentangan dengan kultur yang dia anut.Dan satu hal lagi yang terpenting sebenarnya perbedaan kultur ini jangan dijadikan sebagai suatu hal yang mengkotak-kotakkan kita didalam masyarakat tetapi menjadikan nilai plus ataupun daya tarik terhadap negara kita.

Pendidikan bagi Anak Penderita Gangguan Organ Indra

      Di blog ini saya ingin membahas mengenai pendidikan bagi anak-anak yang menderita gangguan dalam organ indra.Apakah mereka sangat terganggu dengan kekurangan yang mereka miliki?Organ indra itu  sangat berperan penting bagi kelangsungan pendidikan.Bagaimana jika salah satu dari indra yang kita miliki tidak berperan dalam tubuh kita?Tentu itu menjadi kendala yang amat berarti bagi orang-orang yang memiliki indra lengkat tetapi tiba-tiba kehilangan salah satu indra itu.
         Disini saya akan membahas apakah anak-anak yang memiliki gangguan pada organ mereka sejak lahir juga menjadikan kekurangan organ mereka itu sebagai kendala bagi proses pendidikan mereka?Pastinya akan terjadi suatu hal yang membuat mereka menjadi merasa berbeda dengan anak normal lainnya.Contohnya anak-anak yang mengalami kebutaan ataupun tunarungu,pendidikan yang mereka terima harus disajikan dengan cara berbeda dengan anak normal lainnya.Contohnya dengan penggunaan huruf Braille dan alat bantu pendengaran.Tetapi itu yang menjadi permasalahan,di Indonesia sangat kurang fasilitas-fasilitas yang menunjang pembelajaran bagi anak yang mengalami gangguan organ itu baik dalam tenaga kerja guru yang belum handal dalam penggunaan Braille dan fasilitas-fasilitas pendukung lain seperti alat peraga dan lain sebagainya.
        Tentunya dengan proses yang tidak biasa itu mereka tidak bisa disamakan dengan anak-anak normal lainnya.Anak-anak dengan gangguan organ akan mengalami kesulitan dalam hal berkomunikasi dengan sekitar ataupun pengelolahan informasi dari luar.Dua hal ini yang menurut saya menjadi kendala yang sangat berarti bagi mereka.Tetapi menurut John W santrock dalam buku psikologi pendidikan anak-anak yang mengalami gangguan organ akan memiliki kecerdasan normal dan akademis yang bagus jika diberi perhatian,dukungan dan bantuan untuk memenuhi kebutuhan merreka.Karena telah kita temukan dalam kenyataan kehidupan banyak juga anak-anak penderita organ yang tidak lengkap memiliki prestasi cemerlang bahkan melebihi dari prestasi-prestasi anak normal.Hal itu sangat dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan yaitu bagaimana cara orang sekitar membantu mereka dalam proses blajar mengajar itu sendiri.